Diduga Akibat Bensin Eceran


Diduga Akibat Bensin Eceran
Gotong Royong: Tampak sejumlah warga bergotong royong, estafet membawa air pakai baskom dan ember, dari bawah sampai ke atas, untuk disiramkan ke rumah yang terbakar, kemarin. Tampak warga lain berusaha mengeluarkan barang-barang dari dalam rumah. Sedih: Lastri (kanan), terduduk di depan rumah tetangganya (foto kiri atas)

Ludeskan 4 Rumah dan 9 Bedeng

PALEMBANG — Si jago merah, kemarin siang (19/6) mengamuk di permukiman padat penduduk, Jl Brigjen HM Dhanie Effendi (Jl Radial), Lr Melati II dan Lr Cempaka RT 19/06, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang. Setidaknya empat rumah dan bedeng sembilan pintu ludes dilalap si jago merah. Diduga kebakaran dsebabkan uap bensin yang tersambar api dari kompor yang menyala. Informasinya, di salah satu rumah yang terbakar sedang berlangsung aktivitas memindahkan bensin dari jerigen ke botl plastik bekas air mineral untuk dagang eceran. Pasalnya memang, di sepanjang Jl Brigjen HM Dhanie Effendi (Jl Radial), menjamur pedagang bensin eceran, pascaditutupnya SPBU di kawasan tersebut.

Tak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran kemarin, hanya salah seorang warga benama Ita (31), menderita luka bakar di kaki kanannya, lantaran celananya sempat terbakar saat api menyambar bensin. Ita tinggal di bedeng milik orang tuanya, Muhammad (79). Dan bensin yang dipindahkannya dari jerigen ke botol plastik bekas air mineral itu, untuk dijual suaminya, Kiswandi alias Wawan (36) di pinggir Jl Brigjen HM Dhanie Effendi (Radial).

Korban kebakaran, dari bedeng milik Muhammad, bagian bawah dihuni Iding, Lastri, Kiswandi alias Wawan, dan Erha. Sedangkan lantai atas, dihuni sendiri oleh Muhammad dan istrinya, Satya dan bedeng yang dhuni Hengki. Api lalu merambat ke rumah dan bedeng lainnya. Di antaranya, rumah Wahyuni, Fauziah, serta rumah Supri dengan bedeng empat pintu miliknya. Sementara dapur rumah milik Nawawi (62), ruak ringan akibat sempat dijilat api.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk, melalui Kapolsekta Ilir Barat (IB) I Kompol Budi Santoso SSos, mengatakan api berasal dari rumah yang dihuni Kiswandi alias Wawan dan istrinya, Ita. “Kalau untuk penyebabnya, masih kami selidiki,” ujar Budi, saat ditemui wartawan koran ini di lokasi kajadian. Sementara Wawan, tampak terlihat membopong istrinya yang mengalami luka bakar, untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. “Nanti dek, aku kurang tahu kejadiannya,” kata Wawan, ketika ditanya Wartawan. (gti/air/ce2)

Rumah Terbakar Dua Kali

Meski kemarin mengenakan kaos hitam berlogo Superman, Lastri (38) tak kuasa menghadapi api yang membakar bedeng tempatnya ngontrak. Pascakejadian, istri dari Nurmin (40) itu hanya bisa duduk termangu di halaman rumah tetangganya. Dia berusaha tegar menahan tangis. “Sabar ya Las (Lastri, red), minum air putih dulu,” ujar salah seorang ibu menawari Lastri minum.

Bukan tanpa alasan, Lastri hanya bisa duduk diam tidak seperti tetangganya yang sibuk membereskan barang-barang. Hal ini karena harta bendanya ludes terbakar, setidaknya ada tabungan uang tunai Rp 4 juta, perhiasan serta barang berharga lainnya tersimpan di rumahnya saat kejadian kebakaran. Sebab saat kejadian sekitar pukul 13.00 WIB, dia tidak berada di rumah. Pergi meninggalkan rumah sekitar pukul 12.15 WIB, sebagai tukang cuci.

Begitu juga suaminya, sedang bekerja sebagai buruh bangunan. Kedua anaknya, ada yang sekolah dan bekerja. Akhirnya, Lastri hanya bisa pasrah harta benda yang dikumpulkannya dua tahun terakhir, hangus lagi dilalap si jago merah. Ternyata 2010 lalu, rumahnya juga pernah terbakar, akibat ulah tetangganya yang membakar sampah.

“Sebelumya aku tinggal di seberang lorong ini. Tapi waktu itu kebakaran, dan bedeng yang kami tinggali kena. Jadi kami sekeluarga pindah dan ngontrak di sini dengan bayaran Rp 300 per bulan. Tahunya kena musibah kebakaran lagi,” ujarnya lirih.

Lastri sendiri mengaku masih bingung bakal tinggal di mana setelah bedeng tempat tinggalnya terbakar. Anak tertua dan suaminya juga belum pulang, dan belum tahu kalau rumah mereka hangus terbakar. “Biarlah aku nunggu di sini bae,” ungkapnya sembari pula menolak tawaran para tetangga yang menyuruhnya untuk istirahat di dalam rumah. (gti/air/ce2)

Sumatera Ekspres, Kamis, 20 Juni 2013

About Iwan Lemabang
Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa.

Leave a comment